Rasa hati

Melihat keletah si kecil cerdik seperti umaira dan 'atiq meruntun rasa rindu membuak di hatiku. "Andai Aminah masih bernyawa pastinya sudah mula merangkak sekarang.."Bicara seperti itu sentiasa datang tatkala melihat anak2 kecil. Naluri keibuan yang bertapak menggamit rasa kasih dan rindu pada permata hati meskipun dia telah dijemput Ilahi. Ingatan yang tak pernah padam bukan bermakna tiada kepasrahan menghadapi kenyataan. Ku cuba bajai kesabaran pada hati semoga rasa tenang hadapi dugaan terus mewarnai kehidupan.

Sesekali hatiku jua terdetik"Kenapa sampai saat ini rezeki itu masih tak kunjung lagi?""Adakah bermakna Allah tidak mengasihiku?atau memang rezeki itu bukan untukku?" Ku katakan pada diri...aku tidak layak untuk mempersoalkan tentang rezeki. Ia adalah milik Allah dan hanya Allah yang layak mengatur segala pemberian dan kurniaannya untuk mana-mana hamba yang dikehendaki. Memberinya Allah tidak bererti Dia kasih pada kita dan Dia tidak memberi rezeki pada kita bukan bermakna DIa membenci kita. Kasih dan benci, marah dan sayang Allah terletak pada iman dan taqwa hamba.

Allah Pencipta kita, Dia maha mengetahui apa yang baik dan buruk untuk kita. Dhaif dan lemahnya akal manusia sering tersilap dalam menilai dan membuat perkiraan. Namun Agungnya Azza wajalla sentiasa tepat dalam setiap tindakan. Untuk apa kita berduka..untuk apa kita kecewa lantaran segalaNya datang dari yang Dia Maha Esa.

Sebagai hamba..Kita berdoa,kita memohon pada Sang Pencipta moga perhatianNYa,kasih sayangNYa tidak pernah lekang barang sekelumit dari sisi kita. Memanjat harapan pada Yang Esa agar segala yang menimpa kita merupakan rahmah dan kesempatan yang mendekatkan diri padaNYa..menjadi penyebab diri berhak mendapat perhatian dan maghfirahNya.

Isobel street
Bentley